Dilarang Pacaran di Perpustakaan

Dilarang Pacaran di Perpustakaan

              Perpustakaan adalah rumah keduaku. Aku sangat suka dan betah berada di sini. Namu akhir-akhir ini aku agak risih. Risih karena beberapa pengunjung malah pacaran dengan macam-macam cara yang tersembunyi. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa. Dilihat dari stylenya seperti jeans ketat dengan kaos santai namun tetap sopan, ada juga yang pakai kerudung dengan beberapa model yang sekarang lagi trend.  Kerudung dengan warna yang cerah, peach, warna mencolok seperti merah menyala, kuning dan biru membuat mereka terlihat fresh. Make up yang dipakai sederhana, gak terlalu mencolok, seperti lipgloss di bibir yang terlihat para mahasiswi itu menarik dengan macam-macam bau parfum yang enak jika kita berada di dekatnya. Selain mahasiswa, pengunjung pun didominasi oleh pelajar SMA. 

          Kebetulan aku sering berada di ruang dewasa, ruangan yang berisi  buku-buku perguruan tinggi, bisnis, novel, dan lain-lain. Ruangannya cukup luas, dan ada sekitar 100 kursi dengan meja panjang berderet rapih. Meja terbagi menjadi 5 bagian. Setiap bagian meja panjang terdiri dari 5 meja kecil-kecil seukuran meja kantoran dan ada 20 kursi, yang dibagi menjadi dua yang saling berhadap-hadapan.
    
          Biasanya aku duduk di paling pojok, sehingga bisa melihat semua pengunjung yang datang. Terkadang jika aku jenuh, atau mata lelah, aku istirahat sebentar dengan melihat-lihat pengunjung. Sebenarnya gak sengaja juga untuk melihat mereka, karena ya memang terlihat. Ketika kepala terangkat dari buku, maka akan langsung terlihat semua pengunjung.

        Saat istirahat  itulah, aku melihat suasana perpustakaan. Risih rasanya, karena ternyata beberapa pengunjung yang sebagian besar adalah mahasiswa berpacaran. Caranya berbeda-beda, namun yang sering digunakan adalah strategi “laptop berbagi” dan “Buku Berbagi”. 

             Laptop berbagi adalah strategi yang dilakukan mereka, terutama oleh para cowok untuk lebih dekat dengan pujaannya atau teman ceweknya. Dengan berbagi laptop alias satu laptop untuk berdua, maka mereka akan lebih saling “dekat”, tangan atau lengan yang sesekali tersentuh  itu pasti terjadi, dan sisi wajah yang lebih dekat, membuat pasangan itu serasa di surga, padalah ini kan perpustakaan. Hehe
       
Suasana perpustakaan
          Sedangkan buku berbagi adalah strategi yang hampir sama dengan lap top berbagi, namun bedanya, buku berbagi akan ada diskusi atau tepatnya obrolan di sela-sela membaca. Contoh percakapan yang terdengar olehku adalah  “Yang, coba liat penyakitnya parah banget dech” dengan nada yang manja, cewek tersebut berbicara pada pacarnya dan sang pacar pun melihatnya sambil kulit tangannya bersentuhan.. (hmm.. bisa aja tuch cowok memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan hehe). Yah, walaupun sebatas kulit, tapi kan beda tuch rasanya hehe.

                 Dan itu terjadi gak hanya pada satu pasangan saja, tapi tiga sampai lima pasangan, termasuk salah satunya adalah pasangan SMA yang sejak tadi aku perhatikan tidak konsentrasi, terutama ceweknya. Cewek SMA itu dengan cepatnya membuka halaman demi halaman baru, padahal menurut perhitunganku gak mungkin satu halaman secepat itu sekalipun hanya membaca cepat atau melihat-lihat isi bukunya, apalagi itu teks book yang tentunya gak ada satu pun gambar di dalamnya. “ ya iya lah pasti gak konsen, wong dari tadi diperhatiin cowoknya terus hehe..” hatiku tertawa lucu melihatnya.

                Aku pun memperhatikan pengunjung SMA lainnya. Sepasang remaja SMA. Dilihat dari sikapnya, sepertinya mereka berteman bukan pacaran, karena keduanya terlihat cuek satu sama lain. Tapi yang buat aku risih adalah mata teman cowoknya itu lho, terlalu fokus memperhatikan tangan teman ceweknya yang mulus, putih, dan bersih itu mengetik di lap top. Seragam sekolah yang ngepas banget alias indis cukup membuat si cowok nyaman di dekatnya. Sepertinya mereka sedang mengerjakan tugas kelompok sekolah.

           Hmmm… sepertinya suasana perpustakaan hari ini malah mirip café cinta. Hari ini aku merasa kurang nyaman di sini karena hal-hal yang risih tersebut. Suara bisikan cewek-cewek  yang manja, karena maklum lah kan di perpustakaan gak boleh berisik atau tingkah pasangan yang ambil kesempatan dalam kesempitan.

        Memang sich semuanya masih wajar, but please this is library!! Setelah ketidaknyamanan di perpustakaan hari ini, aku menuliskan saran dan kritik ke kotak saran yang memang disediakan oleh pihak perpustakaan. Saran tersebut di antaranya, agar para petugas perpustakaan lebih peka pada pengunjung, gak hanya takut ada buku yang hilang atau dibawa pengunjung pulang, tapi sikap atau etika pengunjung. Selain  itu, posisi kursi jangan terlalu dekat satu sama lain. Beri jarak yang cukup, minimal sulit untuk bersentuhan sisi lengan. Itulah dua point penting dari beberapa saran yang ku masukan ke kotak saran perpustakaan.

         Semoga saran tersebut dibaca oleh para petugas perpustakaan, dan tentunya aka nada perubahan yang membuat para engunjung semakin nyaman dan tenang.

           Itulah suasana hari ini. entahlah kok banyak yang pacaran ya, padahal valentine udah lewat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini